Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris: nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari
kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya
mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam
suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan
diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan
negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal
bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah.
Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan
saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan
suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh
itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Beberapa bentuk dari nasionalisme
Malapetaka besar bagi umat Islam adalah runtuhnya daulah khilafah
Islamiyah. Institusi Umat Islam, penjaga aqidah, permersatu ummat dan
pelaksana syariah Islam secara kaffah. Nasionalisme adalah sebuah paham
batil yang punya andil besar dalam runtuhnya khilafah ustmaniyah di
Turki beberapa puluh tahun silam.
Namun sayangnya masih banyak diantara kaum muslim yang masih
mengagung-agungkan faham yang satu ini. Mungkin bisa dimaklumi, sebab
paham ini telah dihembuskan oleh pihak barat kepada dunia Islam sudah
sejak lama. Alhasil, sekarang ini Negri Islam berhasil disekat-sekat
menjadi 50 sobekkan lebih.
Di dalam situs khilafah.com di terangkan: "Pasukan Salib menyadari
bahwa kekuatan Islam dan keyakinannya adalah Akidah Islam. Sepanjang
kaum muslimin berkomitmen dengan kuat pada Islam dan Qur'an, Khilafah
tidak akan pernah hancur. Itu sama artinya Islam tidak bisa dikalahkan.
Inilah sebabnya di akhir abad ke 16, mereka mulai mendirikan pusat
misionaris pertama di Malta dan membuat markasnya untuk melancarkan
serangan misionarisnya terhadap Dunia Islam. Para misionaris itu bekerja
dengan berkedok lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pada
abad 19, Beirut menjadi pusat aktivitas misionaris. Para misionaris itu
memiliki dua agenda utama: 1. Memisahkan Orang Arab dari Khilafah
Ustmaniyah 2. Membuat kaum muslimin merasa terasing dari ikatan Islam.
Tahun 1875 "Persekutuan Rahasia" dibentuk di Beirut dalam usaha untuk
mendorong nasionalisme Arab diantara rakyat. Melalui
pernyataan-pernyataan dan selebaran-selebaran, persekutuan itu
menyerukan kemerdekaan politik orang Arab, khususnya mereka yang tinggal
di Syria dan Libanon. Dalam literaturnya, mereka berulangkali menuduh
Turki merebut Khilafah Islam dari orang Arab, melanggar Syariah, dan ,
mengkhianati Agama Islam.
Hal ini memunculkan benih-benih nasionalisme yang akhirnya berbuah
pada tahun 1916 ketika Inggris memerintahkan seorang agennya Sharif
Hussein dari Mekkah untuk melancarkan Pemberontakan Arab terhadap
Khilafah Usmani. Pemberontakan ini sukses dalam membagi tanah Arab dari
Khilafah dan kemudian menempatkan tanah itu di bawah mandat Inggris dan
Perancis.
Di saat yang sama, nasionalisme mulai dikobarkan diantara orang
Turki. Gerakan Turki Muda didirikan tahun 1889 berdasarkan nasionalisme
Turki dan dapat berkuasa tahun 1908 setelah mengusir Khalifah Abdul
Hamid II. Pengkhianat Mustafa Kamal yang menghapus Kekhalifahan adalah
anggota Turki Muda.
Fakta Nasionalisme
1. Kualitas ikatannya rendah. Sehingga tidak mampu mengikat manusia
yang satu dengan manusia yang lainnya tatkala mewujudkan persatuan.2.
Ikatannya hanya bersifat emosional dan muncul secara spontan dari naluri
mempertahankan diri, disamping adanya peluang selalu berubah-ubah.3.
Ikatan ini bersifat temporal, akan meningkat ketika ada ancaman dari
luar, sebaliknya pada saat keadaan normal atau aman ikatan ini tidak
berarti sama sekali. (An-Nabhani)
Misalkan, dahulu semangat nasionalisme masyarakat indonesia ketika
masih dijajah oleh para penjajah sangat menggebu-gebu, bahkan kita
sering dengar slogan "rawe-rawe rantas malang-malang putung" atau
"bersatu kita teguh bercerai kita runtuh", namun setelah indonesia
merdeka semangat nasionalisme itupun pudar, lihat saja kasus
timor-timur, aceh, papua, dan daerah-daerah lain yang malah ingin
memisahkan diri dari NKRI.
Pandangan Islam tentang nasionalisme
"Bukan termasuk Ummatku orang yang m engajak pada Ashabiyah, dan
bukan termasuk ummatku orang yang berperang atas dasar Ashabiyah, dan
bukan termasuk ummatku orang yang mati atas dasar Ashabiyah
(Nasionalisme & Tribalisme)."(HR.Abu Dawud). Rasulullah
mempersatukan kaum muhajirin dan anshor dengan satu landasan yaitu
akidah Islamiyah. Bukan karena landasan nasionalisme. Semua Muslim
adalah bersaudara.
Dalam sirah nabi, ketika masyarakat dan negara Islam baru tumbuh di
kota Madinah. Dan kedudukan politik dan kekuatan ekonomi mereka
menggeser kepentingan dan posisi kaum Yahudi, maka Yahudi membuat makar.
Salah seorang tokoh Yahudi yang bernama Syas bin Qais yang sangat benci
dengan bersatunya dua suku besar penghuni kota Madinah Aus dan Khazraj
dalam ikatan Islam, membuat makar dengan mengirim seorang penyair agar
membacakan syair-syair Arab Jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam
perang Buats. Perang Buats adalah perang yang terjadi selama 120 tahun
(Ibnu Ishaq dalam Tafsir Al Mawardi) antara kaum Aus dan Khazraj. Dan
selama musim perang tersebut, pihak Yahudilah yang mengambil keuntungan
politik maupun ekonominya.
Penyair suruhan Syas berhasil mempengaruhi jiwa sekumpulan kaum
Anshar dari kalangan Aus dan Khazraj di suatu tempat di kota Madinah.
Syair jahiliyah tersebut mengantarkan mereka kepada perasaan kebanggaan
dan kepahlawanan mereka di masa jahiliyah dalam medan perang Buats.
Perasaan kebangsaan dan kepahlawanan kaum Aus maupun Khazraj itu
memuncak hingga mereka lupa bahwa mereka sesama muslim. Yang Aus merasa
Aus dan yang Khazraj merasa Khazraj. Dalam puncak emosi perang itu
mereka akhirnya berteriak-teriak histeris : "Senjata-senjata!".
Dalam situasi kritis itulah, Rasulullah datang bersama pasukan kaum
muslimin untuk melerai mereka. Rasulullah SAW bersabda: "Wahai kaum
muslimin, apakah karena seruan jahiliyah ini (kalian hendak berperang)
padahal aku ada di tengah-tengah kalian. Setelah Allah memberikan
hidayah Islam kepada kalian. Dan dengan Islam itu Allah muliakan kalian
dan dengan Islam Allah putuskan urusan kalian pada masa jahiliyyah. Dan
dengan Islam itu Allah selamatkan kalian dari kekufuran. Dan dengan
Islam itu Allah pertautkan hati-hati kalian. Maka kaum Anshar itu segera
menyadari bahwa perpecahan mereka itu adalah dari syaithan dan tipuan
kaum kafir sehingga mereka menangis dan berpelukan satu sama lain. Lalu
mereka berpaling kepada Rasulullah SAW. dengan senantiasa siap mendengar
dan taat..." (Sirah Ibnu Hisyam Juz 1/555).
Judul : Nasionalisme
Deskripsi : Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris: nation ) dengan mewujud...